Caplak/Pembuat Garis Tanam Padi sawah dengan Sistim Tanam Jajar Legowo 2:1 Dan 4:1

Caplak/Pembuat Garis Tanam Padi sawah dengan Sistim Tanam
Jajar Legowo 2:1 Dan 4:1
Karya Penyuluh BP3K Kecamatan Batanghari Kab Lampung Timur, Propinsi lampung

Spesifikasi alat:
1.      Panjang bagian pembuat garis tanam 3 meter
2.      Diameter roda pembuat garis tanam 25 cm
3.      Panjang tangkai/ gagang 1,5 m
4.      Berat alat -/+ 9,0 kg
5.      Jarak garis tanam antar barisan 25 cm
6.      Jarak garis tanam dalam barisan 12,5 cm
7.      Jarak Lorong legowo/barisan kosong 40 cm sampai 50 cm
8.      Jumlah garis tanam yang terbentuk dalam 1 kali putaran roda, 6 garis
9.      Jumlah barisan tanaman yang terbentuk dalam satu kali tarikan, 8 baris tanam

Keistimewaan alat:
1.      Alat ini dapat dipisahkan menjadi 8 bagian terpisah, sehingga memudahkan dalam transportasi.
2.      Alat ini dapat dapat disesuaikan dengan keinginan/kebiasaan petani dalam menggunakan sistim tanam jajar legowo 2 : 1 atau 4 : 1.
3.      Dengan menggunakan alat ini dapat menghemat waktu dan tenaga kerja dalam membuat garis tanam, sebab hanya cukup sekali jalan saja dan sudah terbentuk garis tanam dengan ukuran yang seragam, yaitu 25 x 12,5 x 40cm - 50 cm.
4.      Memudahkan para penanam dalam meletakkan bibit pada lubang tanam dengan jarak antar tanaman yang seragam.
5.      Mudah dalam perakitan dan penggunaannya.
6.      Harga relatif cukup terjangkau.

1. Posisi Setiap Bagian Caplak Bila Akan Membuat Garis Tanam Untuk Jajar Legowo 2:1
 
2. Posisi Setiap Bagian Caplak Bila Akan Membuat Garis Tanam Untuk Jajar Legowo 4:1

Catatan:
Sangat Dianjurkan Agar Kondisi Tanah Sawah Rata Dan Tidak Tergenangi Oleh Air Pada Saat Membuat Garis Tanam Dengan Alat Ini.
Kondisi Sawah Yang Tepat Pada Saat Membuat Garis Tanam Dengan Alat Ini, Dapat Dilihat Seperti Pada Gambar Dibawah.


dok penyuluh kabupaten lampung timur


dok Penyuluh kabupaten Lampung timur



Mari kita anjurkan para pelaku utama untuk mengunakan sistim tanam jajar legowo dalam upaya meningkatkan produktifitas padi sawah.
 
Terima kasih


Komentar

  1. bpphuu7 Januari 2017 pukul 14.19

    terima kasih atas materi yang di muat dapat jadi acuan teman teman dilapangan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Caplak Jajar Legowo 2 : 1 dan 4 : 1

Gambar
SISTIM TANAM PADI SAWAH Cara tanam/ sistim tanam padi sawah terdiri dari 2 cara tanam yaitu cara Tegel dan Jajar Legowo. Cara tanam dengan  pendekatan PTT dianjurkan menggunakan sistim tanam Jajar Legowo, mengingat sistim tanam tersebut memiliki kelebihan-kelebihan dibanding dengan cara tanam sistim Tegel.   1)         Pengertian Legowo Adalah suatu sistim penanaman padi sawah dengan cara pengaturan jarak tanam yang   rapat dan dibuat lorong/ barisan tanaman yang dikosongkan sehingga didapatkan populasi tanaman padi yang lebih optimal, perawatan tanaman lebih mudah dan intensitas cahaya matahari lebih mudah masuk keareal pertanaman. Cara tanam jajar legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. 2)          Manfaat Sistim Tanam Jajar Legowo 1.       Menambah populasi tanaman Mempermudah perawatan tanaman Mengurangi intensitas serangan OPT pada tanaman padi Memper
Baca selengkapnya

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PANEN DAN PASCA PANEN PADI

Gambar
Selama waktu panen, susut dapat terjadi karena ada gabah yang rontok di lahan akibat cara panen yang tidak benar atau akibat penundaan waktu panen. Penundaan panen juga dapat menyebabkan keretakan pada gabah sehingga akan mudah rusak pada proses pengolahannya. Selama perontokan, susut dapat terjadi karena adanya gabah yang tertinggal pada malai,   juga kerusakan mekanis yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang digunakan . Proses pengeringan yang tidak sempurna juga dapat menimbulkan susut selama proses perontokan atau penggilingan. Perontokan yang dilakukan segera setelah pengeringan juga beresiko memperbesar persentase kerusakan mekanis. Kerusakan mekanis selama perontokan atau penggilingan juga dapat menyebabkan kehilangan hasil . P ada proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran pada areal yang terbuka sehingga   dapat menimbulkan susut akibat   tercecer   atau dimakan oleh ayam dan burung.   Selama dalam pengangkutan atau penyimpanan, susut dapat terjadi akiba
Baca selengkapnya