Laporan Pelaksanaan kegiatan Kaji Terap Pengairan basah kering Padi sawah pada MT 2 tahun 2012


KATA PENGANTAR


Pada dasarnya melakukan pengkajian terhadap hal yang baru adalah bermaksud untuk mengetahui kebenaran empiris terhadap suatu hal yang baru tersebut agar dapat mengetahui kebenaran kebenaran yang ada pada hal itu. Pengkajian dapat  dilakukan melalui metode obserfasi, intervieu, kuisioner ataupun percobaan langsung dilapangan.
Kaji terap suatu teknologi pertanian adalah suatu upaya penerapan teknologi pertanian dilapangan  yang dilakukan guna mengetahui keuntungan ataupun kerugian yang ada pada teknologi tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan apakah teknologi tersebut layak untuk diterapkan.
Guna mewujudkan tercapainya surplus beras 10 juta ton yang ditargetkan pemerintah pada tahun 2012 dan mengantisifasi dampak dari perubahan iklim yang semakin ekstrim, maka segala upaya harus dilakukan agar target surplus beras tersebut dapat tercapai.
Penerapan teknologi teknologi pertanian pada budidaya tanaman padi  adalah suatu upaya guna meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi. Namun sebelum teknologi pertanian tesebut diterapkan pada tingkat petani maka sudah selayaknya dilakukan pengkajian terhadap teknologi pertanian tersebut  agar dapat diketahui kelayakan penerapan teknologi tersebut diwilayah persawahan setempat.
Pada musim tanam II (dua) tahun 2012, BP3K Kecamatan Batanghari melakukan kaji terap Pengairan Basah Kering (Intermitten Irrigation) pada tanaman padi sawah yang tampaknya bisa memberikan banyak manfaat positif bagi tanaman padi dan juga merupakan salah satu upaya dalam mengantisipasi perubahan iklim yang semakin extrim.
Berikut laporan tertulis dari hasil kaji terap Pengairan Basah Kering yang dilaksanakan oleh BP3K kecamatan batanghari kabupaten lampung timur.

                                                                                                                  Batanghari,    september 2012
                                                                                                                  Korluh BP3K Kec Batanghari


                 ASHARI, A. SP
                 NIP: 19620914198603 1 008



I.       PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Salah satu tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) ditingkat kecamatan adalah menyelenggarakan pengkajian tentang suatu teknologi pertanian / kaji terap pada komoditas pertanian yang dianggap perlu dilaksanakannya penerapan teknologi pertanian tertentu. Sehingga dari hasil kaji terap teknologi pertanian  itu dapat diperoleh suatu kesimpulan, apakah teknologi pertanian tersebut layak diterapkan pada lokasi persawahan diwilayah setempat.
 Teknik hemat air dalam budidaya padi sawah dilakaukan mulai dari tahapan persiapan lahan dan selama masa pertumbuhan tanaman, bahkan pada fase dimana tanaman menjelang panen.  Teknik hemat air dapat dilakukan dengan cara perbaikan atau penyesuaian teknik budidaya dengan memanfaatkan  potensi sumber daya air setempat dan melalui inovasi teknologi pertanian yang salah satunya adalah PENGAIRAN BASAH KERING (INTERMITTEN IRRIGATION).
Pada musim tanam II (DUA) tahun 2012, BP3K kecamatan batanghari kabupaten lampung timur  melakukan uji coba penerapan salah satu teknologi pertanian pada budidaya tanaman padi yaitu PENGAIRAN BASAH KERING / PENGAIRAN BERSELANG (INTERMITTEN IRRIGATION) yang dilakukan pada lokasi sawah BP3K Kecamatan batanghari itu sendiri.
Pemberian air secara berselang (intermitten) pada budidaya tanaman padi merupakan  salah satu metode pengairan yang dapat diukur secara praktis. Pengairan ini disebut juga pengairan basah-kering (PBK)/Alternate Wetting and Drying (AWD), yaitu pengaturan air di lahan sawah  pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian. Pengairan berselang adalah sistem pengairan yang direkomendasikan dalam budidaya padi sawah.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan  teknik PENGAIRAN BASAH KERING pada tanaman padi sawah, diantaranya :
a) pemilihan varitas yang berumur genjah,
b) kalender tanam dalam suatu hamparan tersier seragam,
c) waktu dan cara pengolahan tanah yang sesuai dengan jadwal pemberian air,
d) pengaturan penggenangan air menurut fase pertumbuhan tanaman baik tinggi dan durasinya
e) penerapan pergiliran air (kondisi pasokan air di bawah normal),
f) pemeliharaan pematang termasuk kerapatan pematang dalam luasan tertentu dan
g) drainase permukaan terutama pada musim hujan.








1.2      Tujuan
A.            Tujuan umum:
1.      Untuk menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
2.      Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam
3.      Mencegah timbulnya keracunan besi
4.      Mengurangi kerebahan
5.      Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
6.      Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi oleh serangan hama tikus.

B. Tujuan khusus:
1.      Melakukan uji coba suatu teknologi pertanian pada tanaman padi sawah sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan apakah teknologi tersebut layak disebarkan atau tidak diwilayah persawahan setempat.
2.      Mengenalkan pada pelaku utama tentang salah teknologi pertanian pada padi sawah
3.      Sebagai media pembelajaran bagi penyuluh pertanian untuk menyebarkan informasi teknologi pertanian
4.      Sebagai salah satu upaya dalam mengantisipasi anomali iklim yang ekstrim sehingga diharapkan penerapan teknologi tersebut mampu mempertahankan atau meningkatkan produksi tanaman padi

1.3      Sasaran
1.      Seluruh Penyelenggara Penyuluh pertanian yang berada pada wilayah kerja BP3K kecamatan Batanghari
2.      Seluruh Petani dan pengurus kelompok tani yang berada di Kecamatan BatangHari









II.    PERENCANAAN KAJI TERAP PENGAIRAN BASAH KERING

1.1       Lokasi Kaji Terap

Pelaksana Kaji Terap   : Koorluh BP3K Kecamatan Batanghari
Lokasi Sawah              : Lahan Persawahan BP3K Kecamatan Batanghari
Luas Sawah                 : 0,25 Ha
Desa                            : Batangharjo
Kecamatan                   : Batanghari
Kabupaten                   : Lampung Timur
Propinsi                       : Lampung

1.2       Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kaji Terap
No
Jenis Kegiatan
Rencana Waktu Pelaksanaan
April
Mei
Juni
Juli
Agust
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
Pembuatan Persemaian
#















2
Pengolahan Tanah

#














3
Tanam



#












4
Pemupukan Dasar



#












5
Pengendalian HPT

#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#



6
Pemupukan Susulan 1





#










7
Pemupukan Susulan 2








#







8
Pengendalian Gulma 1








#







9
Pengendalian Gulma 2





#










10
Panen















#




















1.3       Rencana Biaya Dan Kebutuhan Saprodi Kaji Terap
No.
Jenis Saprodi
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
1
Benih
5 kg
Rp    12.000
Rp    60.000
2
Pupuk urea
50 kg
Rp      2.000
Rp  100.000
3
Sp-36
50 kg
Rp      2.000
Rp  100.000
4
petroganik
500 kg
Rp          800
Rp  400.000
5
KCL
50 Kg
Rp      8.000
Rp  400.000











JUMLAH


RP 1.060.000



1.4       Rencana Waktu Pengairan Basah Kering
No
Waktu Pengairan Basah Kering
Ketinggian Air (Cm)
Keterangan

1
0 – 10 HST
1 – 2 APT
Pada satu periode, penambahan ketinggian air hanya dilakukan satu kali. Lalu air dibiarkan surut hingga ketinggian air minimal pada periode tersebut.
Dan pada periode selanjutnya  dilakukan lagi penambahan ketinggian air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
2
11 – 24 HST
4 APT – 10 BPT
3
25 – 28 HST
4 APT – 2 APT
4
29 – 35 HST
2 APT – 10 BPT
5
36 – 40 HST
4 APT – 10 BPT
6
41 – 45 HST
4 APT – 5 BPT
7
46 – 49 HST
2 APT
8
50 – 54 HST
2 APT – 10 BPT
9
55 – 58 HST
4 APT – 0 APT
10
59 – 70 HST
3 – 4 APT
11
71 – 75 HST
1 – 2 APT
12
76 – 80 HST
2 APT – 15 BPT
13
81 – 85 HST
4 APT – 15 BPT
14
85 – 100 HST
0 APT – 15 BPT
Keterangan:
APT                 : Atas Permukaan Tanah
BPT                 : Bawah Permukaan Tanah
HST                 : Hari Setelah Tanam





III.   REALISASI PELAKSANAAN KAJI TERAP
PENGAIRAN BASAH KERING

1.1       Lokasi Kaji Terap

Pelaksana Kaji Terap   : Koorluh Bp3k Kecamatan Batanghari
Lokasi Sawah              : Lahan Persawahan Bp3k Kecamatan Batanghari
Luas Sawah                 : 0,25 Ha
Desa                            : Batangharjo
Kecamatan                   : Batanghari
Kabupaten                   : Lampung Timur
Propinsi                       : Lampung

1.2       Realisasi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kaji Terap

No
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
Pembuatan Persemaian
19 april 2012
2
Pengolahan Tanah
29 april dan 7 mei  2012
3
Tanam
08 mei 2012
4
Pemupukan Dasar
11 mei 2012
5
Pengendalian HPT
11 mei, 25 mei, 15 juni, 03 juli 2012
6
Pemupukan Susulan 1
27 mei 2012
7
Pemupukan Susulan 2
13 juni 2012
8
Pengendalian Gulma 1
28 mei 2012
9
Pengendalian Gulma 2
-
10
Panen
11 agustus 2012





1.3       Realisasi penggunaan  Saprodi Kaji Terap
No.
Jenis Saprodi
Jumlah
1
Benih
5      kg
2
Pupuk urea
50    kg
3
Sp-36
50    kg
4
petroganik
500  kg
5
KCL
50    Kg





1.4       Realisasi Waktu Pengairan Basah Kering
No
Waktu Pengairan Basah Kering
Ketinggian Air (Cm)
Keterangan

1
0 – 15 HST
1 – 2 APT
Penambahan tinggi genangan air dilakukan pada hari pertama dalam satu periode pengairan dan air dibiarkan hingga susut sampai batas minimum kebutuhan tanaman akan air, lalu lahan diairi lagi pada saat memasuki periode pengairan berikutnya.
2
15 – 24 HST
4 cm APT – 0 cm BPT
3
25 – 28 HST
4 cm APT – 2 cm APT
4
29 – 35 HST
2 cm APT – 10 cm BPT
5
36 – 40 HST
4 cm APT – 10 cm BPT
6
41 – 45 HST
4 cm APT – 5 cm APT
7
46 – 49 HST
3 cm APT
8
50 – 54 HST
2 cm APT – 0 cm APT
9
55 – 58 HST
4 cm APT – 0 cm APT
10
59 – 70 HST
3 cm – 4 cm APT
11
71 – 75 HST
1 cm – 2 cm APT
12
76 – 80 HST
2 cm APT – 5 cm BPT
13
81 – 85 HST
4 cm APT – 15 cm BPT
14
85 – 100 HST
0 cm APT – 15 cm BPT
Keterangan:
APT                 : Atas Permukaan Tanah
BPT                 : Bawah Permukaan Tanah
HST                 : Hari Setelah Tanam





IV.   HASIL UBINAN DAN PRODUKSI PADA LOKASI KAJI TERAP PENGAIRAN BASAH KERING

No
Nama Desa
Pelaksana Kaji Terap
Luas Kaji Terap (Ha)
Hasil Ubinan 2,5 X 2,5 M (Kg)
Produksi (Ton)
1
2
1
2
1
Batang harjo
Bp3k Kec Batanghari
0,25
4,95
5,15
1,58
5,9


RATA RATA
0,25
5,05 KG
1,65 TON










V.    PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1.      Masih sulit dalam peneraapanpengairan basah kering karna membutuhkan waktu pengamatan yang lebih banyak daripada membiarkan lahan selalu tergenang air
2.      Petani masih khawatir penerapan teknologi pengairan basah kering tersebut justru menurunkan produksi tanaman padinya
3.      Penerapan pengairan basah kering yang tidak tepat justru memicu pertumbuhan gulma yang lebih banyak
4.      Ketersediaan debit air pada musim tanam ii yang memadai sehingga membuat petani enggan menerapkan teknologi ini
5.      Jadwal alokasi air pada tiap petak tersier yang belum terkoordinir dengan baik sehingga menyulitkan penerapan teknologi ini pada lahan sawah dengan skala luas
6.      Masih kurangnya sosialisasi kepada para petani tentang keuntungan dari penerapan teknologi pengairan basah kering pada tanaman padi sawah
7.      Masih kuatnya pemahaman yang dianut para petani bahwa tanaman padi adalah tanaman yang  membutuhkan konsumsi air dalam jumlah banyak


VI.   UPAYA PEMECAHAN MASALAH
1.      Melakukan kegiatan sosialisasi / penyuluhan di tingkat kelompok tani tentang manfaat dan keuntungan dari penerapan pengairan basah kering pada tanaman padi sawah
2.      Melakukan kaji terap atau demplot penerapan teknologi  pengairan basah kering ditingkat desa
3.      Memfasilitasi saprodi bagi para petani guna menerapkan teknologi pengairan basah kering pada lokasi sawahnya
4.      Melakukan koordinasi dengan lembaga pengelolaan air dari dinas pengairan untuk menyesuaikan alokasi air pada tingkat tersier untuk memperluas teknologi pengairan basah kering secara berkelanjutan.










VII.         KESIMPULAN
1.      Rata-rata kebutuhan air tanaman bervariasi menurut lokasi, jenis, sifat fisik tanah, varietas dan umur tanaman
2.      Tujuan utama pengairan basah kering yaitu membuang kelebihan air akibat curah hujan atau irigasi yang berlebihan agar tanaman lebih kuat (tidak rebah), kondisi aerasi tanah terjaga dan mengatur pembentukan anakan.
3.      Tanaman padi sawah tidak memerlukan genangan air untuk seluruh fase pertumbuhannya. Penggenangan air secara kontinyu mempunyai dampak yang merugikan baik pada tanah, tanaman maupun lingkungan  mikro dan makro.
4.      Air bagi pertanian padi tidak hanya menentukan produktivitas  tanaman, tetapi juga mempengaruhi intensitas pertanaman (IP) dan luas tanam potensial
5.      penggenangan lahan dan pengolahan tanah dalam keadaan tergenang untuk menanam padi sawah dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah.
6.      Pengairan berselang adalah salah satu metode pengairan  yang dapat diukur secara praktis yaitu pengaturan air di lahan  pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian
7.      Teknis untuk mengukur kebutuhan air padi sawah  dapat dilakukan dengan memasang sebuah silinder  terbuka dengan dinding berlubang pada jarak 50 – 75 cm dari pematang. Selinder dapat terbuat dari paralon dengan tebal 2 mm, panjang 30 cm dengan diameter  20 cm atau terbuat dari bahan metal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Caplak/Pembuat Garis Tanam Padi sawah dengan Sistim Tanam Jajar Legowo 2:1 Dan 4:1

Caplak Jajar Legowo 2 : 1 dan 4 : 1

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PANEN DAN PASCA PANEN PADI